BRASIL 1-1 PRANCIS
Adu penalti 3-4.
Manuel Amoros. |
Brasil mendapatkan kesempatan untuk memimpin kembali di babak kedua ketika Branco dilanggar oleh kiper Perancis, Joel Bats di area penalti menit ke-73'. Tapi Zico yang mengambil tendangan penalti gagal melakukan tugasnya.
Alemao versus Jean Tigana |
Duel Socrates lawan Jean Tigana. |
Zico. |
Guadalajara, Meksiko, 21 Juni 1986
Gol: 1-0 Careca 17' ; 1-1 Platini 41'
Adu Penalti:
Brasil ; Prancis
Socrates (gagal) 0-0; Stopyra 0-1
Alemao 1-1; Amoros 1-2
Zico 2-2; Bellone 2-3
Branco 3-3; Platini (gagal) 3-3
Julio Cesar (gagal) 3-3; Fernandez 3-4
Prancis (4-4-2) : Bats - Amoros, Bossis, Battiston, Tusseau - Fernandez, Giresse (Ferreri 84'), Tigana, Platini (kapten) - Rocheteau (Bellone 99'), Stopyra.
Pelatih : Henri Michel
Brasil (4-4-2) : Carlos - Josimar, Julio Cesar, Edinho (kapten), Branco - Elzo, Alemao, Junior (Silas 91'), Socrates - Careca, Muller (Zico 72')
Pelatih : Tele Santana.
Dua perempat final juga berakhir dengan adu penalti.
JERMAN BARAT 0-0 MEKSIKO
Adu penalti 4-1.
Adegan menarik ketika para pemain Jerman melompat bersamaan memblok tendangan bebas Meksiko. |
SPANYOL 1-1 BELGIA
Adu penalti 4-5.
Pemain Belgia, Franky Vercauteren mengecoh pemain Spanyol. |
ARGENTINA 2-1 INGGRIS
Suasana panas melingkupi duel ini, baik suhu di Meksiko maupun kondisi politik. Pada 1982, kedua negara sempat berperang memperebutkan Pulau Malvinas atau Falklands.
Di pertengahan babak pertama, Inggris seharusnya sudah unggul saat Peter Beardsley lolos dari sergapan kiper Pumpido. Sayang, meski gawang sudah melompong, tendangan Bearsley masih melenceng.
Argentina kesulitan menghadapi tembok Inggris yang dijaga si raksasa, Terry Butcher. Berkali-kali Maradona ataupun Jorge Valdano gagal menembusnya. Sebaliknya, Carlos Bilardo juga sukses menempatkan Oscar Ruggeri dan Jose Cuciuffo untuk menghambat gerak Beardsley dan Gary Lineker.
Di babak kedua, Inggris mulai memegang kendali. Namun kesalahan fatal Steve Hodge yang mengirim backpass melambung, harus dibayar mahal. Ia tidak melihat Maradona yang berdiri dibelakangnya. Bola tanggung itu akhirnya diterjang Maradona, dengan tangan, dan masuk ke gawang tanpa tersentuh kiper Peter Shilton yang sudah maju mencegahnya. Wasit mengesahkan gol tersebut.
Walhasil, lahirlah skandal terbesar Piala Dunia, Hand of God Goal atau Gol Tangan Tuhan.
Namun selang empat menit, Maradona membayar 'dosanya' dengan gol yang disebut-sebut 'tak masuk akal'. Dari lapangan tengah, Maradona berslalom memutar badan lalu melaju melewati Reid, Fenwick, Butcher, Sansom, Fenwick lagi lalu Shilton sendiri. Gol, 2-0!
Gol kedua Maradona melewati lima pemain Inggris termasuk kiper Peter Shilton. |
Di menit ke-80, Inggris akhirnya memperkecil kekalahan melalui Lineker yang menyundul bola tepat di mulut gawang Nery Pumpido.
ARGENTINA 2-1 INGGRIS
Azteca, Mexico City, 22 Juni 1986
Penonton : 114.580
Wasit : Ben Nasser (Tunisia)
Gol : 1-0 Maradona 50', 2-0 Maradona 54' ; 2-1 Lineker 80'
Argentina (5-3-2):
Kiper : 18- Nery Pumpido
Bek : 19- Oscar Ruggeri, 5- Jose Brown, 9- Jose Cuciuffo, 14- Ricardo Giusti, 2- Sergio Batista
Gelandang : 7- Jorge Burruchaga (20- Carlos Tapia 75'), 12- Hector Enrique, 16- Julio Olarticoechea
Penyerang : 11- Jorge Valdano, 10- Diego Maradona
Pelatih : Carlos Bilardo
Inggris (4-4-2)
Kiper : 1- Peter Shilton
Bek : 2- Gary Stevens, 6- Terry Butcher, 14- Terry Fenwick, 3- Kenny Samson
Gelandang : 17- Trevor Stevens (19- John Barnes 74'), 4- Glenn Hoddle, 16- Peter Reid (11- Chris Waddle 63'), 18- Steve Hodge
Penyerang : 10- Gary Lineker, 20- Peter Beardsley
Pelatih : Bobby Robson
No comments:
Post a Comment